Jika dikelola Sampah Datangkan banyak Keuntungan
Masih rendahnya kesadaran mahasiswa akan
pemahaman tentang upaya pelestarian lingkungan. Mahasiswa Pencinta Alam Carmine Delta
Adventurers Community (Mapala Cadas.Com) berinisiatif dengan Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Balikpapan menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Penanggulangan Sampah
Berdasarkan Prinsip 3R di Area Kampus.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (24/9) di kampus
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak Bumi dan Gas (STT Migas) Gn.Pasir, Balikpapan
Kota ini juga berkaitan dengan program kerja Bank Sampah Mapala Cadas.Com
sehingga ada proses penyuluhan terlebih dahulu.
Program ini menjadi program yang terbilang "asing" bagi
BLH mengingat baru pertama kalinya penyuluhan dilakukan pemerintah kepada kalangan mahasiswa. Selain BLH, Dinas Kesehatan
Kota (DKK) Balikpapan, Lurah Klandasan Ulu, Ketua STT-Migas, serta 50 Mahasiswa
STT-Migas Balikpapan hadir dalam kegiatan ini.
Diketahui, kegiatan ini berawal dari diskusi
dan atas dasar permintaan dari Mapala Cadas.Com kepada pihak BLH. namun seiring berjalannya waktu terdapat kecocokan antara program BLH di bidang lingkungan maupun Program kerja Mapala
Cadas.Com.
Sehingga dalam sambutannya, Ketua Umum Mapala Cadas.Com, Fariz Fadhillah mengapresiasi upaya BLH
yang mau membantu memfasilitasi acara ini sehingga acara ini dapat terselenggara
seutuhnya.
”Kembali lagi, karena masih minimnya
kesadaran Mahasiswa untuk gaya hidup ramah lingkungan di area kampus. Maka dari
itu pada kesempatan ini lah momen yang tepat untuk menciptakan kader-kader
lingkungan di kalangan mahasiswa. Dari sini semoga kita sama-sama sadar betapa
pentingnya menjaga lingkungan di sekitar kita,” ujar ketua umum Mapala
Cadas.Com ini didepan mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan di STT
Migas.
Selanjutnya, mewakili BLH Balikpapan Panti
Suhartono, mengungkapkan bahwa sosialisasi ini meneruskan program BLH yang sejauh ini telah dilaksanakan selama 12
kali sepanjang 2014 secara marathon. Namun diakuinya yang terakhir, merupakan sosialisasi perdana dengan menyasar mahasiswa sebagai calon motivator
lingkungan.
“Harapannya mahasiswa juga perlu
penyadaran, terutama di era reformasi, kesadaran akan lingkungan semakin
menurun semakin harinya. Contoh kecil masalah kedisiplinan membuang sampah di Tempat
Pembuangan Sampah (TPS). Masih ada yang membuang sampah pada siang hari
sehingga baunya (lindi) menyengat ketika kendaraan berlalu-lalang. Maka dari
itu budaya dan lingkungan harus lestarikan untuk kesejahteraan masyarakat,”
kata Panti.
Tak ketinggalan, Lukman, Ketua Lembaga STT Migas Balikpapan mengaku senang dengan kegiatan ini apalagi denggan menyasar
kepada warga kampus.
“Dengan ini saya harap mahasiswa mengerti dan begitu
peduli tentang kondisi lingkungan di area kampus. Semua yang menghasilkan
manfaat itu tidak terlaksana kalau tidak dari kesadaran diri. Harus dimulai
dari diri sendiri tanpa harus di tegur lagi, “ ujar pria berkecamata ini.
Lukman melanjutkan, berdasarkan
pengalaman di Negara maju seperti Jepang,
tidak banyak tempat sampah ditemui, karena tidak
banyak sampah. “Berbeda dengan Indonesia, banyak tempat sampah dan banyak juga
sampahnya. Pemahaman seperti ini yang perlu di tingkatkan lagi, “ tambah Lukman. Untuk itu kegiatan
ini di buka langsung oleh Lukman sendiri.
Begitu pun dengan dari pihak Lurah Klandasan Ulu yang juga mendukung baik kegiatan sehingga harapannya kedepannya
Mahasiswa STT-Migas mau membantu daerah Klandasan ulu untuk ikut bersama baik
di bidang lingkungan maupun pencegahan dalam potensi bencana yang ada.
“Walaupun lahan kritis tidak ada, tapi bencana
rawan terjadi di sekitaran pesisir pantai karena angin kencang, “ujar
Suliasnysah selaku Lurah Klandasan Ulu.
Jalannya Acara
Usai sambutan, seketika kegiatan langsung
di ambil alih oleh moderator yaitu Arifudin dari BLH. Materi pertama di bawakan
oleh Panti Suhartono mengenai Kebijakan Regulasi Lingkungan. Dalam kesempatan
ini Regulasi PP No.81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis sampah rumah tangga turut di jabarkan olehnya.
“Contoh kecil masih banyak orang di
Balikpapan yang kurang menghargai sampah kecil seperti bungkus permen, puntung
rokok yang kita tahu baru dapat terurai selama 20 tahun lamanya, “ kata pria
yang mengaku sudah berkerja selama 32 tahun di bidang lingkungan itu.
Berbeda dengan anak Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kini sudah mulai
dikenalkan tentang lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.
Lanjut dirinya, sampah mulai saat
ini harus di pilah baik sampah organik maupun anorganik. Sampah organik sendiri
yaitu sampah sisa makanan, sayur, sisa buah-buahan, juga kopi atau teh.
Akan
tetapi jika terlalu disimpan akan membusuk dan menyebabkan bau yang mengundang
lalat sehingga menimbulkan penyakit. Padahal jika di kelola dengan baik,
sampah ini dapat di jadikan kompos alami melalui lubang Biopori di sekitar
tanaman.
Lalu untuk sampah berjenis lainnya
seperti sampah Anorganik seperti, plastik, botol plastik, kertas atau kardus. Ini
juga ketika tidak terkelola dengan baik dapat menyumbat saluran air yang dapat
menjadi sarang penyakit.
Panti menganjurkan, lebih baik di
jual atau di daur ulang menjadi bahan yang menjadi nilai ekonomi sehingga menambah
uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Penanganan untuk model masa depan yang
baik ketika masyarakat sudah bisa memilah sampah, kedepannya TPS ditiadakan, “
imbuhnya.
Dan jangan membakar sampah yang dapat menimbulkan polusi udara,karena
sekarang pemanasan global menjadi-jadi dan lapisan ozon mulai menipis dan
menghilang. Maka dari itu, kata dia hati-hatilah memanfaatkan sumber daya yang
ada.
Selanjutnya, pada materi kedua
Rosmarini yang menjabat sebagai Kepala Bidang Informasi dan Hukum BLH mengenai
Pengelolaan Sampah. “Sebenarnya sudah dari kecil manusia sudah dari kecil
ditanamkan untuk budaya dan di berikan asupan untuk lingkungan yang akan nantinya
tetap harus di pertahankan,” kata Rini sapaan akrabnya.
Pada kesempatan ini Rini juga
mengajak Mahasiswa untuk membaca surat yang di tulis oleh seorang anak pada
tahun 2070 tentang betapa krisisnya air. “Mengubah perilaku manusia itu tidak
gampang. Lebih baik mendidik anak SD atau SMP, karena gampang di atur dari pada
Mahasiswa yang seharusnya menjemput bola ketika kurang paham soal lingkungan,”
ujar Rini yang turut
mengapresisasi upaya dari Mapala Cadas.Com dalam
mengadakan kegiatan ini.
Kata Rini, anak SD saat ini sudah
mulai memanfaatkan pipa buangan dari toilet yang di salurkan ke kolam ikan yang
menjadi makanannya. Inovasi dengan berkreasi menggunakan bahan bekas yang tidak
perlu di beli lagi dan menjadi nilai ekonomi.
“SMP juga sudah berinovasi dengan memakai
solar cell. Tantangan yang saat ini di hadapi BLH ialah mengingatkan
orang-orang Imigran. Tetapi,beberapa Imigran tidak membuang sampah karena efek
psikologis atau ada rasa malu karena melihat kota orang lain bersih, “ kata
Rini.
Untuk itu dirinya mengutarakan harus
mencoba Life Style untuk mengedukasi
masyarakat lainnya. BLH sendiri sering diskusi dengan pihak terkait Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Lurah atau pun Pemkot Balikpapan.
Terkait sosialisasi program Eko
kampus juga menjadi target daripada program BLH di masa yang akan datang. Lembaga
harus transparansi dan membangun kerja sama sebanyak-banyaknya sehingga
berjalan lancar.
Prinsip 3R sangat erat kaitannya
dengan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development), khususnya
dalam pelaksanaannya dapat menghemat penggunaan energi.
Sementara untuk 3R disini ialah Reuse ialah mengurangi segala sesuatu
yang menyebabkan timbulnya sampah dan menggunakan barang-barang yang lebih
ramah lingkungan. Reduce ialah menggunakan
kembali sampah (barang-barang/produk selama mungkin). Recycle, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang sampah setelah
mengalami proses pengolahan.
“Jadi pilihlah hal-hal yang banyak
manfaatnya.Proses sampah membuahkan hasil ekonomi yang nantinya bisa
mensejahterakan masyarakat.Tidak salah kalau Balikpapan masuk dalam golongan The
Best Asia Pasifik untuk TPA, karena di TPA kita sudah mengelola sampah
sehingga memanfaatkan gas metan dan pemanfaatan Biomethagreen (BMG).
Djoko Santoso Kasubid Penyuluhan
Kesehatan Lingkungan, DKK Balikpapan dengan materi Kesehatan Lingkungan.Beliau
menyarankan adanya KSTR (Kawasan Sehat Tanpa Rokok) di Kampus STT-Migas agar
adanya udara segar yang dapat di hidup bagi orang yang tidak merokok.
Ada beberapa faktor dampak terhadap lingkungan
yaitu faktor keturunan, faktor kesehatan, faktor perilaku,dan faktor
lingkungan. Mengangkat masalah air kotor dan mengelola menjadi air bersih
dengan memanfaatkan saringan, penjernihan air seperti kaporit dan tawas. “Syarat
air bersih itu tidak berbau,tidak berwarna dan tidak berasa. Yang menyebabkan
air tercemar itu biasanya karena akibat pembuangan limbah industri,dan limbah
rumah tangga. Karena ini merupakan penyebab terbesar menurunnya kualitas air di
kota-kota.Maka dari itu berhematlah menggunakan air,” kata Joko dalam
kesempatan kemarin.
Sementara itu Anthos dari LSM
Yayasan Peduli Lingkungan dengan materi Pengelolaan sampah organik yang
sekaligus menjadi penutup kegiatan kali ini. “Kondisi saat ini cukup memprihatinkan.
Harus ada upaya upaya untuk melestarikannya. Kini warga sudah sangat jengkel
dengan orang yang membuang sampah di sembarang tempat contohnya mereka
melungkan amarahnya melalui poster.”
Kata Anthos, banyak masyarakat yang
membuang sampah di pohon atau di pot-pot bunga karena kurangnya sosialisasi
langsung dan sanksi-sanksinya. Pembakaran sampah juga dapat menimbulkan
penyakit. Sampah harus di kelola dengan baik karena
mempunyai dampak yang besar. Harapannya Balikpapan menjadi pelopor untuk
Balikpapan bebas sampah.
Diluar daripada itu acara ini
ditutup dengan sesi diskusi. Dalam kesempatan ini juga peserta turut
menyampaikan dan melontarkan beberapa pertanyaan baik diluar materi diskusi
maupun tidak. Tampak peserta memanfaatkan dengan baik momen yang menghadirkan
pihak BLH ini.
Created : Arham “Obor” (NIM : 13.02.049)
Edited : Tirus (NTA.CC.05.11.043)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar