Kondisi Lingkungan dan Sikap Apatis yang Biasa Terjadi
Berbicara kondisi lingkungan dan alam yang
ada di Kalimantan sekarang, tentu dihadapakan kepada permasalahan lingkungan yang
kian kompleks.
Mau tidak mau, kita sendiri yang harus di
paksa untuk pro aktif untuk dapat terjun langsung pada persoalan lingkungan hidup yang ada.
Mengambil contoh, dalam skala kecil atau
mungkin sebuah perguruan tinggi, terkait dengan kondisi lingkungan
sekitar, setidaknya dibutuhkan proses pendidikan dan pembelajaran kampus yang
berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar di luar jam kuliah.
Mungkin, dengan sedikit landasan moral dan
gairah berbasis lingkungan, para mahasiswa setidaknya mengesampingkan
ketergantungan akan kebersihan lingkungan yang menjadi tanggung jawab petugas
dan perangkat kampus saja.
Sehingga menghasilkan daya juang terutama
bagi mahasiswa baru (Maba) untuk mengetahui kondisi dan masalah-masalah
lingkungan yang terjadi di sekitarnya baik sekarang maupun di masa yang akan
datang.
Sepengetahuan saya, hal itu mudah
diraih andai saja mahasiswa baru mau dan menyadari pentingnya keberlangsungan
alam dan lingkungan sekitar.
Disini lah salah satu kerja nyata
organisasi yang bergerak di bidang kepencinta alaman atau bisa juga dikatakan
organisasi berbasis Lingkungan Hidup (LH) yang ada di kampus.
Mengkampanyekan upaya promotif dan preventif.
Kian penting penerapan usaha itu guna
membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di bidang kesehatan atau
sanitasi lingkungan. Juga pengenalan akan cara menyehatkan lingkungan
hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara.
-------
Berbicara pengalaman pribadi saya pada
medio 2010 lalu, saat saya baru menjajaki dunia kampus. Saya merasa beruntung
diberi kesempatan untuk belajar lebih jauh mengenai dunia kepencinta alaman
atau pun LH melalui organisasi Pencinta Alam.
Dunia yang dianggap orang awam, hanya
orang yang hanya menghabiskan waktu kuliahnya di alam bebas, bergelut di
lingkaran ekstrem, penuh resiko tantangan atau hanya diisi orang berlatar
belakang Pemanjat, Pramuka, Pendaki gunung atau yang gemar berpetualang
saja,
Namun sejauh ini, setidaknya, saya sudah
tidak seapatis dulu, yang membiarkan segala aktifitas tidak pro lingkungan
tempat saya berada.
Mulai terasa muncul bibit untuk berbudaya
bersih dan menyelaraskan kehidupan sehari-hari dengan lingkungan sekitar dengan
menjaga kebersihan Sekretariat Mapala Cadas.com ---- Walau pun tetap sebagai
manusia kadang lalai membuang atau melihat sampah yang berserakan.
hehe
Terlebih ketika saya mengikuti “Kuliah”
gratis semasa masuk menjadi calon anggota dari organisasi Mapala
Cadas.com. Sedikitnya pengenalan tambahan terhadap dunia kepencinta
alaman seperti Mountenering Gunung Hutan (GH), Rock Climbing (RC), Caving
(Goa), LH dan SAR dijelaskan secara gamblang.
Ditambah, dengan pendidikan tambahan di
alam bebas bertajuk Pendidikan Cinta Alam (PDCA) 5, untuk menyadari pentingnya
keberadaan alam sekiktar dengan objek yang berada di tengah-tengahnya,
Saat itu angkatan saya yang berjumlah 9
orang dari mahasiswa tahun 2010 di 3 jurusan yang ada di kampus.
Dilatih akan sifat dan sikap mendidik,
berkarakter, berwatak dan berjiwa kepemimpinan, khas cinta
alam. Dengan penanaman nilai nilai spritualis, patriotisme, dan juga
nasionalisme melalui indotrinisasi dari panitia PDCA.
Disamping itu, menarik lagi, ada hal
lebih yang di dapat saat saya memperoleh ikatan baru dengan saudara-saudara
baru di dalam kehidupan saya—terkait adanya kode etik di pencinta alam ke 3,
bahwa sesama pencinta alam di seluruh Indonesia merupakan saudara.
Bergelut di dalamnya, ke fase
selanjutnya, ketika di tantang untuk memperoleh peningkatan belajar atau
menjadi anggota penuh, menjadi barang tentu di organisasi segitiga merah---
sebutan Mapala Cadas,.com itu untuk diberikan tanggung jawab dengan
pengabdian yang lebih kepada organisasi, kampus maupun masyarakat. Berupa
dedikasi atau pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu demi keberhasilan suatu
usaha.
Memang berat, namun disisi lain, di titik
inilah proses pembelajaran berorganisasi yang tentunya sayang untuk
dilewatkan ketika kita menjadi mahasiswa. Mental, karakter dan
ketahanan menghadapi masalah, nantinya yang akan berbicara banyak ketika kita
di dalam dunia kerja.
Dari fase itu, yang mungkin kental
dirasakan berkaitan dengan konsistensi dan komitmen yang coba ditumbuhkan
ke masing-masing pribadi.
Sebelumnya pula, sekedar berbagai cerita
ada hal menarik yang sedikit membuat saya untuk belajar. Saat masih
berslayer hijau----identitas anggota muda di Mapala Cadas,com, suatu ketika
saya mendaki gunung di daerah Poso, Sulawesi Tengah (SulTeng) saya pernah
ditanya oleh anggota mapala dari Poso, apa itu Pencinta alam.
Dan apakah tahu perbedaan dari Pencinta
atau Pecinta Alam. Dan apa dedikasi mereka untuk lingkungan (---baca juga Pencinta
atau Pecinta).
Pertanyaan yang begitu mendasar itu cukup
membuat saya tercengan. Yang menjadi bukti, ternyata eksistensi saya di
organisasi pencinta alam masih perlu terus diasah walau dari hal yang besarnya
hanya sebiji jagung.
Kala itu, pertanyaan yang begitu sepele
itu membuat saya sedikit kebingungan, karena mungkin terbiasa mengacuhkan
kata-kata yang nyaris sama ketika disebutkan itu. Sempat
saudara-saudara tua saya, sebut saja Satwika Parahita (Kimut) dan Alison Jr (Lereng)
mencoba membantu dan meluruskannnya.
Kesimpulannya, diketahui, selain mendaki
gunung menjadi media penyaluran hobi sebagai anggota Mapala Cadas,com saat itu.
Proses Pencapian Puncak tertinggi, pengetahuan Navigasi, Flora dan Fauna di
alam bebas, juga menjadi seorang Mapala membuat saya bisa belajar
kapan dan dimana saja tentang alam dan individu individu yang
memperjuangkan keberadaanya—Pencinta Alam.
Mungkin, juga dalam skala luas kita
bisa terlibat dalam perjuangan masalah-masalah lingkungan yang disesuakin
dengan beragam aspek, kita bisa menyoroti isu-isu daerah soal penggundulan
hutan, Flora dan Fauna yang hampir punah, bencana alam, lumpur lapindo, lobang
bekas tambang yang marak terjadi di Kalimatan dan banyak lagi hal yang
mengglobal soal ancaman terhadap lingkungan sekitar.
Dan juga paling tidak dari
pengetahuan itu sedikit membuka potensi yang dapat menghilangkan sifat
apatisme yang “biasanya” menjangkit para mahasiswa baru (maba) akan lingkungan
sekitar mereka. He-he.
-------------
Karena, pergolakan kehidupan sosial kampus
sebenarnya tidak melulu mengenai bidang akademisi. Dilihat dari
permasalahannya, segala teori, metode dan praktek yang mereka pelajari di
kampus. Berkaitan denganLingkungan yang menjadi tempat keberlangsungan kita
belajar. Kebersihan, kenyamanan dan keamanan menunjang segala aktifitas sosial
kita.
Dan, dari sana organisasi intra kampus
juga mengambil peranan penting dalam penalaran keilmuan soal itu.
Menyangkut LH, dijelaskan oleh Tri Daniah
Daniati ketua umum Mapala Cadas.com 2012. Pelaksanaan program kepedulian
lingkungan dan penanggulangan sampah yang segala pemberdayaannya sebagai bagian
dari kerja seorang Pencinta Alam.
Secara garis besar juga dijelaskan,
program kebersihan lingkup kampus di canangkan, mulai dari program Jumat bersih
. Bank sampah yang dilakukan dalam skala kecil (lingkup kampus) hingga kedepannya
menyasar kepada masyarakat luas.
“Melakukan update info LH . Kerjasama
dengan instansi-instansi terkait untuk melakukan tindakan nyata sebagai bentuk
pelestarian lngkungan. Semua itu dilakukan demi menyusun kegiatan yang
membentuk jiwa Environtmentalis muda sebagai green
generation,” jelasnya.
Saat rutin memperingati Hari Lingkungan
Hidup yang jatuh pada 5 Juni. Dengan menggandeng Instansi terkait seperti
Perusahaan Migas, Pemkot, Mahasiswa, Siswa dari bermacam sekolah mereka
melakukan aksi. Mulai aksi bagi-bagi makanan sebagai bentuk apresisasi
kepada petugas kebersihan Dinas Kebersihan Pemakaman dan Pertamanan
(DKPP).
Dilanjutkan membuat penanaman dengan 250
bibit hasil kerjasama dengan BP Migas---kini SKK Migas di kawasan Wadung
Manggar Kilometer 12 dan si sekitar Hutan Kota
Tidak hanya itu,
“Demi menunjang semua kegiatan itu, kami
membarenginya dengan pembekalan kepada masyarakat dan mahasiswa pada
seminar dengan mengundang pemateri-pemateri profesionl dari Distamben, LSM, HSE
Chevron, Total maupun Stan Lotha pengamat lingkungan asing,” tambahnya. Juga
intens mendalami materi pembelajaran mengenai Botanical Zoology (BOZ) dan
berbagai penelitian terhadap Flora di dalam pengembangannya.
Atau sekalipun dalam hal penanggulangan
bencana sosial, pada saat kegiatan Temu Pecinta Alam XII Mapala Cadas.Com
bulan September 2012 lalu, di gedung KNPI Balikpapan melibatkan Badan SAR
Nasional (Basarnas).
Atas inisiasi dari Mapala Cadas.com itu
sekitar 20 peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai perguran tinggi
mendapat Sertifikasi SAR Nasional setelah mengikuti pelatihan selama 3 hari.
Juga bagi para anggota aktif Mapala cadas.com yang merasakan manfaat
Sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi mereka.
--------
Sederhananya, bisa dikatakan kerja nyata
kita sebagai Pencinta alam, organisasi yang berbasis lingkungan hidup dan
petualang. Yakni menerapkan budaya bersih dan hijau kepada lingkungan dan
masyarakat sekitar
Sedangkan, secara pribadi dari sisi
petualangan lebih mengarah kepada penyaluran hobi semata oleh para anggota
untuk menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan alam bebas seperti naik
gunung, Caving, Rock Climbing dan lain-lain.
Dan dalam penerapanya kedua hal yang
menjadi esensi organisasi mapala selalu berjalan bersamaan dan berimbang.
Sebagai bentuk kepedulian mahasiswa yang
menjaga ingkungan sekitar serta menjalankan fungsi Tri Dharma Pendidikan
yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Dan sekali lagi, ini dikarenakan Alam
merupakan entitas yang hidup. Dan manusia menjadi bagian di dalamnya.
Oleh : Tirus (NTA.CC.05.11.043)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar