Rabu, 29 Januari 2014

Lestari Cadas ku



Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Carmine Delta Adventurers Community (Cadas.Com), satu-satunya organisasi kampus yang saya perhatikan ketika presentasi UKM saat petroleum. Di sinilah saya sekarang, terlahir bersama 4 saudara lainnya dalam satu ikatan yang begitu penuh makna, “Sapi Brutal” itulah nama angkatan kami yang lahir tepat pada tanggal 19 November 2011 Angkatan ke VI Mapala Cadas.Com

Oya, ada pepatah mengatakan bahwa “tak kenal maka tak sayang”, maka dari itu agar semua yang membaca ini menyayangi saya hehe perkenalkan nama saya Shaleh Aziz. Asing terdengar jika berada di lantai 3 kampus merah STT Migas Balikpapan, tapi begitu familiar ketika disapa Kebo. Eits bukan kerbau loh ya :p (emot julurkan lidah), nama itu saya dapat ketika saya dilahirkan organisasi ini.

Cepot
Perkenalkan juga ke 4 saudara saya, nyang pertama Ajian Tri Saputra alias Cepot orangnya sangat ramah mungkin karena dia orang Jawa haha, pekerja keras dan yang paling menonjol adalah tawanya yang paling khas di antara semua. Dia pernah mengatakan kalau dia tertawa berarti dia sedang berpikir, mungkin itu salah satu alasan kenapa namanya Cepot. Ya itulah sang ketua angkatan VI.

Layat
Nyang ke-2 namanya Andi Rahmat Cahyadi alias Layat, orangnya keras soalnya dia orang Makassar, cerdas, gak pernah perhitungan dan paling banyak pacarnya. Hati-hati buat para wanita jangan sampe kena rayuan mautnya haha :p. Dia orang yang paling sering pergi beli makan sama saya kalo lagi di sekretariat tercinta sampe kita punya Bude langganan. Apa kabarnya ya Bude sekarang ? haha

Golek
Nyang ke-3 ini lelaki gondrong yang punya obsesi jadi juara bagus-bagusan badan L-Men yang sampe sekarang masih belum berhasil. Orangnya juga paling tenar di kantin kampus, cuek, sok cool dan yang paling unik dari orang ini kalo dia datang ke sekret pasti dia memasang raut wajah yang serem serta bergaya bak seorang binaragawan yang sedang memamerkan tubuh wkwkwk. Dialah  Cally Reizky Chaniago alias Golek

Kusut
Dan yang terakhir ini yang paling cantik di antara kami semua soalnya dia satu-satunya perempuan dan yang paling dikangenin Sapi Brutal. Orangnya cerewet, kecil imut tapi kalo lagi marah suaranya seperti sirine ambulan, kenceng  gak ada titik komanya kalau ngomong, hehe. Namanya Nurul Iman alias Kusut, mari merapat lagi, Sut. Buat Sapi Brutal jadi 100% lagi (hope).

Oke, itu tadi sekilas tentang sapi brutal nya Cadas.

Pernah saya membayangkan kalau aja waktu itu saya tidak berani mendaftarkan diri masuk mapala. mungkin gak tau rasanya makan satu nasi bungkus lauk tempe + usus sepuluh orang dengan teknik merapatkan satu kaki yang ternyata rasa kenyangnya lebih nikmat daripada makan sendirian di restoran padang dengan lauk melimpah. Mungkin juga gak tau makna persaudaraan yang begitu kental dihadirkan di sini atau bahkan mungkin sampai sekarang saya belum bisa yang namanya ngeprint haha. Hal yang sederhana memang, tapi disinilah saya banyak belajar dari hal-hal kecil, pahit, manis serta masalah-masalah yang hadir memberikan warna tersendiri dengan berbagai proses penyelesaiannya. 

Ada satu pengalaman yang benar-benar menguatkan saya untuk tetap berada dalam keluarga ini. Waktu itu ketika saya melakukan pendakian wajib untuk memenuhi persyaratan menjadi anggota tetap. Tepatnya ketika hari ke-2 di pos “Kantong Semar” Gunung Meliat, saya mendapat kabar kalau ayah meninggal dunia, berkecamuk rasanya hati ini. Hanya sedih saya rasakan saat itu yang seketika menghilangkan rasa lapar setelah seharian melakukan pendakian. Suasana pun berubah menjadi sedikit hening, mungkin saat itu hanya senggukan tangis saya beserta suara hewan malam yang terdengar. Karena saat itu sudah gelap dan kondisi hujan jadi mau tidak mau kami harus bermalam di pos kantong semar karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan turun.

Esok pagi saya turun dan disambut oleh 3 orang senior saya yang sudah menjemput, entah harus berbuat apa berpikir rasional pun rasanya saya sudah tidak bisa, hanya terdiam dan pasrah akan dibawa kemana saya saat itu pun tidak tahu. Kabar terakhir saya terima kalau jenazah almarhum sudah dibawa ke Bogor untuk dimakamkan, sementara saya masih di perjalanan menuju Balikpapan. Sampai di Pelabuhan Klotok Penajam saya dinaikan speed dan disambut oleh senior yang lain di Pelabuhan Kampung Baru dan langsung dibawa menuju Bandara Sepinggan. Seperti bola yang dioper kesana kemari, tiket pesawat dan segala sesuatunya sudah disiapkan untuk saya langsung pulang ke Bogor.

Perjalanan panjang yang akhirnya membawa saya tiba di Bogor, walaupun saat itu saya tidak sempat ikut mengantar almarhum menuju peristirahatan terakhirnya.

Sedih memang, tapi dari pengalaman ini saya benar-benar merasakan kekeluargaan yang sampai saat ini masih sama dihadirkan di sini. Proses perjalanan yang memaknai arti sebuah keluarga, bukan keluarga dari ayah ataupun ibu melainkan keluarga yang didalamnya ada orang-orang dari berbagai daerah dan dengan segala macam sifat yang berbeda pula kemudian disatukan oleh tujuan.

Kini 7 tahun sudah engkau berdiri dengan VIII angkatan sebagai pondasi kokohnya Sang Segitiga Merah itu. Banyak cerita yang memberikan pelajaran, menghadirkan tawa bahkan haru didalamnya. Terimakasih untuk semua hal yang saya terima disini

Happy Milad ke-7 CADAS-ku
Tetaplah keras seperti batu
Kuat seperti ombak
Tegak berdiri seperti tebing
Tidak berujung seperti bumi
Serta luas seperti langit

BRAVO CADAS !!!
Lestari !!!


created : Kebo NTA.CC.06.12.046


Tidak ada komentar:

Posting Komentar