Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Carmine
Delta Adventurers Community (Cadas.Com), satu-satunya organisasi kampus yang
saya perhatikan ketika presentasi UKM saat petroleum. Di sinilah saya sekarang,
terlahir bersama 4 saudara lainnya dalam satu ikatan yang begitu penuh makna, “Sapi
Brutal” itulah nama angkatan kami yang lahir tepat pada tanggal 19 November
2011 Angkatan ke VI Mapala Cadas.Com
Oya, ada pepatah mengatakan bahwa “tak kenal
maka tak sayang”, maka dari itu agar semua yang membaca ini menyayangi saya
hehe perkenalkan nama saya Shaleh Aziz. Asing terdengar jika berada di lantai 3
kampus merah STT Migas Balikpapan, tapi begitu familiar ketika disapa Kebo.
Eits bukan kerbau loh ya :p (emot julurkan lidah), nama itu saya dapat ketika saya
dilahirkan organisasi ini.
Cepot |
Perkenalkan juga ke 4 saudara saya, nyang
pertama Ajian Tri Saputra alias Cepot orangnya sangat ramah mungkin karena dia
orang Jawa haha, pekerja keras dan yang paling menonjol adalah tawanya yang
paling khas di antara semua. Dia pernah mengatakan kalau dia tertawa berarti
dia sedang berpikir, mungkin itu salah satu alasan kenapa namanya Cepot. Ya
itulah sang ketua angkatan VI.
Layat |
Nyang ke-2 namanya Andi Rahmat Cahyadi alias Layat,
orangnya keras soalnya dia orang Makassar, cerdas, gak pernah perhitungan dan
paling banyak pacarnya. Hati-hati buat para wanita jangan sampe kena rayuan
mautnya haha :p. Dia orang yang paling sering pergi beli makan sama saya kalo
lagi di sekretariat tercinta sampe kita punya Bude langganan. Apa kabarnya ya Bude
sekarang ? haha
Golek |
Nyang ke-3 ini lelaki gondrong yang punya obsesi
jadi juara bagus-bagusan badan L-Men yang sampe sekarang masih belum berhasil.
Orangnya juga paling tenar di kantin kampus, cuek, sok cool dan yang paling
unik dari orang ini kalo dia datang ke sekret pasti dia memasang raut wajah
yang serem serta bergaya bak seorang binaragawan yang sedang memamerkan tubuh
wkwkwk. Dialah Cally Reizky Chaniago
alias Golek
Kusut |
Dan yang terakhir ini yang paling cantik di antara
kami semua soalnya dia satu-satunya perempuan dan yang paling dikangenin Sapi
Brutal. Orangnya cerewet, kecil imut tapi kalo lagi marah suaranya seperti
sirine ambulan, kenceng gak ada titik
komanya kalau ngomong, hehe. Namanya Nurul Iman alias Kusut, mari merapat lagi,
Sut. Buat Sapi Brutal jadi 100% lagi (hope).
Oke, itu tadi sekilas tentang sapi brutal nya
Cadas.
Pernah saya membayangkan kalau aja waktu itu
saya tidak berani mendaftarkan diri masuk mapala. mungkin gak tau rasanya makan
satu nasi bungkus lauk tempe + usus sepuluh orang dengan teknik merapatkan satu
kaki yang ternyata rasa kenyangnya lebih nikmat daripada makan sendirian di
restoran padang dengan lauk melimpah. Mungkin juga gak tau makna persaudaraan
yang begitu kental dihadirkan di sini atau bahkan mungkin sampai sekarang saya
belum bisa yang namanya ngeprint haha. Hal yang sederhana memang, tapi
disinilah saya banyak belajar dari hal-hal kecil, pahit, manis serta
masalah-masalah yang hadir memberikan warna tersendiri dengan berbagai proses
penyelesaiannya.
Ada satu pengalaman yang benar-benar
menguatkan saya untuk tetap berada dalam keluarga ini. Waktu itu ketika saya
melakukan pendakian wajib untuk memenuhi persyaratan menjadi anggota tetap. Tepatnya
ketika hari ke-2 di pos “Kantong Semar” Gunung Meliat, saya mendapat kabar
kalau ayah meninggal dunia, berkecamuk rasanya hati ini. Hanya sedih saya
rasakan saat itu yang seketika menghilangkan rasa lapar setelah seharian
melakukan pendakian. Suasana pun berubah menjadi sedikit hening, mungkin saat
itu hanya senggukan tangis saya beserta suara hewan malam yang terdengar.
Karena saat itu sudah gelap dan kondisi hujan jadi mau tidak mau kami harus
bermalam di pos kantong semar karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan
turun.
Esok pagi saya turun dan disambut oleh 3
orang senior saya yang sudah menjemput, entah harus berbuat apa berpikir
rasional pun rasanya saya sudah tidak bisa, hanya terdiam dan pasrah akan
dibawa kemana saya saat itu pun tidak tahu. Kabar terakhir saya terima kalau
jenazah almarhum sudah dibawa ke Bogor untuk dimakamkan, sementara saya masih
di perjalanan menuju Balikpapan. Sampai di Pelabuhan Klotok Penajam saya
dinaikan speed dan disambut oleh senior yang lain di Pelabuhan Kampung Baru dan
langsung dibawa menuju Bandara Sepinggan. Seperti bola yang dioper kesana
kemari, tiket pesawat dan segala sesuatunya sudah disiapkan untuk saya langsung
pulang ke Bogor.
Perjalanan panjang yang akhirnya membawa saya
tiba di Bogor, walaupun saat itu saya tidak sempat ikut mengantar almarhum
menuju peristirahatan terakhirnya.
Sedih memang, tapi dari pengalaman ini saya
benar-benar merasakan kekeluargaan yang sampai saat ini masih sama dihadirkan
di sini. Proses perjalanan yang memaknai arti sebuah keluarga, bukan keluarga
dari ayah ataupun ibu melainkan keluarga yang didalamnya ada orang-orang dari
berbagai daerah dan dengan segala macam sifat yang berbeda pula kemudian
disatukan oleh tujuan.
Kini 7 tahun sudah engkau berdiri dengan VIII
angkatan sebagai pondasi kokohnya Sang Segitiga Merah itu. Banyak cerita yang
memberikan pelajaran, menghadirkan tawa bahkan haru didalamnya. Terimakasih
untuk semua hal yang saya terima disini
Happy Milad ke-7
CADAS-ku
Tetaplah
keras seperti batu
Kuat seperti
ombak
Tegak
berdiri seperti tebing
Tidak
berujung seperti bumi
Serta luas
seperti langit
BRAVO CADAS
!!!
Lestari !!!
created : Kebo NTA.CC.06.12.046
Tidak ada komentar:
Posting Komentar