Rabu, 04 Juni 2014

Pertamina Tertarik Bank Sampah Lingkup Kampus

Melihat masih maraknya sistem pengelolaan sampah yang tidak pro-lingkungan, hingga menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan sekitarnya,  penanganan khusus ataupun alur  pengelolaan sampah, khususnya Anorganik sejak dari sumbernya secara sistematis dan kolektif agar bermanfaat kembali pada sumbernya dirasa tepat untuk diterapkan.

Jumlah sampah Anorganik atau sampah yang dapat terkelola di lingkungan Perguruan Tinggi yang cukup tinggi menjadi awal mula tecetusnya ide untuk menerapkan sistem Bank Sampah. Sampah Anorganik selama ini turut menjadi perhatian utama, mengingat masih minim penanganan hingga proses peraiannya membutuhkan jangka waktu yang tak pasti.

Terkait itu pada Senin (2/6) kemarin perwakilan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Carmine Delta Adventurers Community (Cadas.Com) melakukan presentasi di kantor Public Relationship, Refinery Unit (RU) V, PT. Pertamina (Persero) Balikpapan terkait pengajuan bantuan fisik Bank Sampah Mapala Cadas.Com.

Gambar.1 Saat presentasi berlangsung
Diketahui Bank Sampah sendiri merupakan sistem pengelolaan sampah yang terintegritas dan ramah terhadap lingkungan sekitar. Dalam bank sampah sendiri, sampah yang kesehariannya dipandang merupakan barang yang tidak berharga dimanfaatkan sebagai material untuk dirubah menjadi nilai ekonomis.

Dalam presentasinya, Ketua Umum Mapala Cadas.Com, Fariz Fadhillah menjelaskan bahwa sistem Bank Sampah sendiri dirasa tepat untuk diterapkan di lingkup perguruan tinggi dan masyarakat sekitarnya mengingat manfaatnya yang cukup banyak dari sisi lingkungan, ekonomis dan program yang berkelanjutan.

“Selain itu, dari rekapitulasi sampah, jumlah Reduksi (pengurangan) sampah kering dan pendapatan dari penjualan sampah tiap waktunya dirasa efektif untuk mengunggah partisipasi masyarakat sekitar (Warga kampus) untuk mengelola lingkungan sekitar,”  ujarnya.

Prinsip utama Bank Sampah sendiri mengacu pada penerapan Undang-undang no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yakni Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Rcycle (Daur Ulang). “Namun selama ini pengelolaan sampah biasanya dilakukan dengan konsep Buang begitu saja (Open Dumping), Buang Bakar dan Gali-Tutup yang ternyata dianggap tidak mampu memberikan solusi,” tambahnya.

Diluar sarana dan prasarana penunjang yang nantinya akan tersedia tentunya, sistem standariasi Bank Sampah sendiri turut memberikan semacam edukasi kepada masyarakat sekitar (Warga Kampus) tentang budaya pemilahan sampah sesuai jenisnya mulai dari sumbernya.

“Selama 6 Bulan dengan Jumat Bersih Rutin kami mencoba untuk menumbuhkan minat warga kampus untuk memilah sampah agar sampah nantinya bisa diolah menjadi barang yang bermanfaat, di satu sisi dengan adanya kegiatan itu lingkungan sekitar pun turut ikut bersih. ” tambahnya.
Dalam kesempatan tadi, turut dijelaskan secara gamblang mengenai tahapan dan mekanisme pembentukan sistem Bank Sampah itu sendiri mulai dari Proses pendampingan, Sosialisasi awal, Pengumpulkan audiensnya dari Warga Kampus, Kecamatan, Kelurahan dan RT untuk membentuk komitmen yang kuat di seluruh komponen yang ada.

Khusus untuk proses pendampingan oleh fasilitator sendiri, Wahana Lingkungan Beriman (Walibar) Balikpapan, sebuah organisasi yang melakukan proses pendampingan pada 52 Bank Sampah yang ada di Balikpapan tertarik untuk mendukung upaya dari Mapala Cadas.Com ini.

“Ini kaitannya dengan monitoring dan evaluasi  jumlah sampah yang tereduksi di lingkungan tiap waktunya, jumlah pendapatan (Kg/Rp) perbulannya, hingga penerapan standarisasi Bank Sampah sendiri, “ ungkap Sri Ismudiati, Fasilitator dari Walibar beberapa waktu lalu.

Sedangkan untuk pengembangan Bank Sampah sendiri biasanya menyasar pada unit usaha kader lingkungan dan sebagai sumber dana alternatif bagi pelakunya. “Mulai dari Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Sembako, Modal Usaha dan Koperasi Bank Sampah nantinya dapat diterapkan jika Bank Sampah ini sudah berjalan,” tambahnya.

Sedangkan dari PR RU V, Pertamina Balikpapan berkomentar atas presentasi yang telah dilakukan. “Secara pribadi saya suka dan mendukung penerapan sistem Bank Sampah di kampus secara berkelanjutan, yang selama ini diterapkan di lingkungan masyarakat. Dan lebih baik lagi jika bisa diterapkan pada masyarakat sekitar, ” jelas Puput, Public Relationship RU V Pertamina Balikpapan dalam sesi tanya jawab.

Begitu pun wanita berkerudung ini, mengungkapkan ketertarikannya pada pola pengumpulan sampah dan sosialisasi cara memilah sampah melalui program Jumber.

“Ya, saya lihat hal ini merupakan suatu kerja nyata dari kalian dan jika dilakukan secara berkelanjutan dan dapat memanfaatkan massa yang ada di kampus persepsi terhadap sampah tentu akan berubah. Semoga kedepannya kerja sama terkait Bank Sampah ini bisa segera berjalan,” tambahnya.


Gambar .2 Saat pelaksanaan rutin program Jumat Bersih