Senin, 05 Mei 2014

Mati Suri

Pernahkah merasa begitu bangga saat menjadi mahasiswa
pernahkah merasa begitu hebat kala sudah dikenal sebagai mahasiswa
pernahkah merasa begitu tinggi dengan status tertinggi sebagai seorang pembelajar

Ada status sosial yang begitu berbeda dengan predikat itu. Begitu tinggi.
Ya, mahasiswa identik dengan sosok intelektual, humanis, religius di mata masyarakat.

Predikat “Maha” yang digabung dengan kata “siswa” begitu mengagungkan.
Ada dimensi ketuhanan yang terselip pada status itu. Yang artinya, ada esensi kebenaran absolut.

Dengan dinamika yang dijalani, adakah satu pertanyaan pada diri meragukan kebanggaan itu. Adakah rasa malu, beban, tanggungjawab dengan stereotip yang luar biasa tinggi.

Tanpa memahami benar identitas sebagai seorang Mahasiswa, lucu rasanya membenarkan lalu membusungkan dada dengan pelabelan itu.

Dalam kalangannya sendiri, mahasiswa masih berbeda menafsirkan; apa dan siapa
Penafsiran berbeda itu malah tak jarang menimbulkan konflik.
Wawasan terhadap esensi itu banyak tidak dimiliki mahasiswa.

Dunia kampus sebagai virtual society adalah wadah yang tepat sebelum terjun mengabdi pada lingkungan masyarakat sebenarnya.

Bukankah Mahasiswa memiliki Tridharma Perguruan Tinggi ???.

Yang salahsatu unsurnya adalah pengabdian kepada masyarakat. Bukan melulu soal angka, tapi juga nurani. Bukan melulu soal pengakuan, tapi kepekaan.

Kalau tidak memiliki nilai-nilai itu, sama saja mati suri.


“IPK mengantarkan kita hanya sampai pintu ruang wawancara. Selebihnya adalah urusan komunikasi dan kepemimpinan”
Anis Rasyid Baswedan, rektor Universitas Paramadina.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar