Rabu, 23 November 2016

Untuk yang Dirindukan

KAMI tidak butuh sate, kami butuh kamu... Seloroh itu meluncur saat kami bertandang ke rumah salah satu anggota Cadas, Sabtu (19/11) malam lalu. Sang empunya rumah sudah lama tidak datang ke sekretariat tanpa sebab yang jelas.
Awal mula bergabung dia sangat aktif. Saya masih menjumpainya Idulfitri lalu. Dia sendiri yang menerima perlengkapan sekretariat yang saya pinjam ketika backpacker di empat kota di Rusia. Ehem.


Tapi setelah itu semua berubah. Padahal negara api tidak menyerang. Ketika datang lagi ke sekre, pria berbadan subur yang sering membasahi bibirnya itu tidak terlihat. Maka, ketika ada kabar dia tengah mengadakan acara makan-makan, kami berinisiatif ke rumahnya.
Selain ingin bersua, peluang untuk makan gratis harus dimaksimalkan. Jadi, kata-kata kami tidak butuh sate pun gugur. Sate tandas tak bersisa. Pemilik rumah hanya tersenyum. Entah karena terharu karena kami mendatanginya, atau bangga masakannya tetap kami sukai. Seperti saat dia dulu masih di sekre.

Mendatangi anggota yang “menghilang” cukup sering dilakukan ketika Cadas baru berdiri. Maklum, dulu sedikit sekali anggota yang aktif. Sementara organisasi perlu SDM agar bisa tetap eksis.
Saya juga pernah merasakan disambangi oleh senior. Walau, tidak sampai didatangi di rumah. Itu yang membuat saya merasa berharga di mata mereka. Berarti kehadiran saya sangat, amat, banget diperlukan. Ha..ha..

Ya, beruntunglah mereka yang masih mendapat perhatian, karena ada anggota yang pergi tapi tidak dicari. Tidak bagus juga terlalu memaksa untuk kembali. Saya menganut paham bahwa pemaksaan itu ending-nya tidak baik. Termasuk dalam cinta. Hanya ketulusan yang membuat rasa cinta menimbulkan kenyamanan. #savejomblo

Buat kamu, iya kamu, yang merasa lupa jalan pulang, pengurus Cadas sudah membuat plang jalan. Sangat jelas terlihat di pinggir jalan menuju gedung perkuliahan. Ikuti saja jalan cor itu. Segera ke dapur, banyak cucian piring menanti. Alat-alat juga ada yang perlu dibersihkan. Setelah itu baru ngopi.   


Maaf sudah menjadikan kamu sebagai percontohan. Tapi itu karena di mataku kamu sosok yang ideal. Ideal buat pijatin kalau badan cape dan ideal kalau disuruh buat kopi.  

by : Jagonya

1 komentar: