Jumat, 28 Juni 2013

Cinta Alam ala Calon Teknisi Perminyakan

BERDIRI di kampus yang berorientasi pada eksplorasi dan eksploitasi alam tidak membuat mereka menjadi kerdil. Sebaliknya, dengan pengetahuan dan pengalaman menjadikan sesuatu yang berharga. Di balik pembangunan pasti ada kerusakan, sekecil apapun kerusakan itu. Terlebih jika berbicara industri minyak dan gas bumi. Pengerukan sumber daya alam pun berimbas pada kelestarian alam.
Untuk itu perlu pengetahuan yang luas tentang cara meminimalisasi kerusakan. Hal itulah menjadi pemikiran Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Carmine Delta Adventurers Community (Cadas.Com). Berdiri di STT-Migas, Balikpapan, kampus yang notabene pencetak teknisi perminyakan dan gas bumi, membuat kehadiran mereka menjadi pembeda. “Awal berdiri, saya kerap ditanya mengenai eksistensi kami.
“Bagaimana bisa di kampus eksplorasi alam ada Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam)?” kata Benny Oktaryanto, pelopor berdirinya Mapala Cadas. Dikatakan, antara idealisme dan kebutuhan hidup harus seimbang. Idealisme sebagai pencinta alam harus tetap ada. Justru keberadaan kami (Mapala) untuk berperan dalam hal itu.
Minimal kami paham lalu mengelompokkan hal-hal yang merusak kemudian membentuk pola pikir ramah lingkungan,” ujarnya. Salah satu hal untuk memberikan pengetahuan tentang dampak kerusakan lingkungan saat eksplorasi-eksploitasi adalah saat mengadakan seminar dengan tema economy, energy, environment. “Itu bentuk partisipasi meminimalisasi keseimbangan proses eksploitasi ketersediaan energi, dan kepedulian lingkungan,” kata Benny. Mapala Cadas.Com terbentuk pada 3 Maret 2007. Terpaut empat tahun dari STT-Migas.
Hingga sekarang, sudah tujuh angkatan yang mereka miliki dengan anggota 55 orang. “Anggota yang telah lulus (kuliah) tetap menjadi bagian dari kami karena keanggotaan kami seumur hidup,” kata Shaleh Aziz, Sekretaris Umum Mapala Cadas. Kegiatan yang mereka lakukan tidak hanya terpaku pada hal yang menyangkut kelestarian alam maupun isu lingkungan. Namun, juga sosial.
Menjadi relawan saat bencana kerap dilakukan. “Kami memiliki Unit Search and Rescue (SAR) yang siap kapan saja,” tandasnya. Menjadi tenaga pengajar di perbatasan Kaltim-Kalsel juga tengah dilakukan anggota Mapala Cadas. Minimal sebulan sekali mereka mengunjungi SD 008 Kunjung, Desa Busui, Kabupaten Paser, untuk menularkan ilmu serta memberi bantuan buku. “Tahun ini, kegiatan tersebut menjadi hal wajib bagi anggota muda yang ingin menjadi anggota biasa,” ujar Aziz.
Mapala Cadas.Com memiliki tiga divisi untuk menyalurkan bakat yang dimiliki anggotanya. Yakni, Divisi Gunung Hutan, Panjat Tebing, dan Gua. “Dari kegiatan ini, kami bukan hanya dapat melihat lebih jauh keindahan alam namun mengenal lebih dekat diri sendiri,” ujar Surya Aditya, kepala Departemen Pembinaan dan Prestasi Anggota. “Mengenal alam lebih dekat, mencintai Sang Pencipta lebih dalam, hal yang kami dapatkan saat berpetualang,” pungkasnya

Oleh: Edwin Agustyan(NTA.CC.02.08.021)
(Edited Felanans Kaltim Post)
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/20483/cinta-alam-ala-calon-teknisi-perminyakan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar